Proses Mendewasakan Hati

Assalamu'alaikum ^.^

Beberapa hari lalu, pelangi datang lagi secara tiba-tiba. Dan perginya pun tiba-tiba dan dalam waktu yang singkat sesingkat-singkatnya. Lebih singkat dari balasan cewe yang lagi ngambek atau lagi dalam masa PMS. Sepertinya memang benar, apapun yang datangnya tanpa sebab, pergi atau menghilang pun tanpa sebab. Apa yang datang secara tiba-tiba akan pergi dengan cara yang tiba-tiba pula. 
kicauanvinacom

Tapi, Aku nggak pernah menyesal saat dia pergi. Yang Aku sesalkan adalah saat Aku pernah berharap pada manusia. Tapi, karena ini sudah beberapa kali, jadi Aku sudah mulai terbiasa. Sudah tidak sama lagi pada saat awal pertama kali dia datang dan pergi. Suasana semakin buruk jika Aku melawan hati. Tapi, suasana akan baik-baik aja kalau Aku jalanin aja ikutin arusnya mau kemana. Dan, yang terpenting coba ikhlas aja. Setelah aku lewatin, ikutin arus dan maunya hati, ketika pelangi memudar dan lalu menghilang Aku aman. Nggak ada beban, yang ada hanya kebingungan yang agak aneh dengan kondisi seperti ini. Ada yang datang dan pergi lalu terulang lagi hingga Aku pun terbiasa.

Kita tidak bisa mengendalikan hati seseorang, tapi kita bisa mengatur hati kita. Mampu mengukur seberapa keras kerja hati. Kita nggak tahu apa yang dilakukan seseorang untuk kita, dan apa tujuannya. Kita juga nggak bisa menerka apa yang mereka fikirkan tentang kita. Seketika suasana jadi semraut kembali, hati dan logika kembali beradu argumentasi. Tapi tak mengapa. Tadi siang Aku lagi mantau timeline instagram. Dan bertemulah dengan postingan Abang Penulis. Di Instagramnya, dengan poto dia bersama sang istri abis akad nikah sepertinya. Aku terfokus pada caption-nya. 

Berani Mencintai.. Mereka yang busung dada mengatakan “lebih enak dicintai daripada mencintai” mereka ini tidak lebih dari sekadar gerombolan penakut yang sama sekali tidak memiliki cinta

Mereka tidak punya apa-apa untuk diberi, apalagi untuk mencintai. Jangankan cinta, keberanian untuk mencintai saja tidak punya. Mereka ini pengemis yang bangga meminta-meminta

Sebab itu, selalu hargai orang-orang yang berani mencintaimu. Sebab dengan keberaniannya, dia sudah satu langkah di muka

Soal cintanya kamu balas atau tidak, tak jadi masalah. Tinggal berikan saja sedikit waktu pada logika. Tapi, untuk orang-orang pasif yang menunggu dan malas untuk mencinta tapi ingin dicintai: pergilah!! tak usah banyak cakap dan pikiran

Mereka tak layak untuk diperjuangkan

Tulisan: Herriy Cahyadi

Setelah baca postingan ini, Yaelah! Situasi paham aja apa yang bisa mancing postingan baru. Tapi, seenggaknya Aku udah berani lagi buka hati. Berani lagi punya "rasa" sama orang luar. Rasa yang udah lama ditahan dan terkubur. Iya, rasa yang dulu pernah ada hadir kembali. Aku yakin, ini caraNya menyadarkan bahwa cinta yang ada saat ini tidak tepat pada waktunya atau mungkin bukan pada orang yang tepat. Hanya Allah lah yang tahu.. Tapi, dengan hadirnya kembali rasa ini, Aku nyaman aja. Ternyata Aku masih normal dan masih suka lawan jenis, whakkkkkkk! wkwkwkwkw.

Memiliki rasa itu manusiawi, tergantung caranya dan bagaimana mengaturnya. Sebagai manusia biasa nggak mungkin nggak punya rasa. Nano-nano aja rame rasanya. Tapi, semakin kesini, segala apapun yang terjadi memang ada alasanya. Dengan hadirnya si beliau, Aku juga belajar. Bagaimana manajemen hati, biar nggak mudah baper. Bagaimana mengikhlaskan orang yang memang bukan takdirnya kita. Dan bagaimana kita bisa bersabar. 

Meskipun dalam kebingungan, kenapa dia pergi? Saat dia pergi Aku hanya bisa tertawa, berarti waktunya sudah habis. Benar-benar bak pelangi yang datang setelah hujan dan berangsur memudar lalu menghilang. Anggap aja ini pendewasan hati. Semakin banyak di tempa semakin banyak tahu dan mengerti bagaimana seharusnya hati bekerja. Meskipun kita nggak tahu apakah rasa ini akan berbalas atau tidak. Anggap saja ini warming up. Yang jelas, jika Aku mengikuti hati bagaimanapun itu Aku nggak galau. Karena kalau hati yang dilawan itu bakalan keras banget perjuangan untuk nggak galau. 

Jadi biarkan aja, kita ikuti maunya hati bagaimana. Jadi tidak akan ada pemberontakkan hati. Sampai malam ini masih belum ada penolakan atau pergolakkan hati yang memaksa untuk bergalau ria. Malahan semakin bahagia. Lega dan plong aja rasanya, nggak seperti kemarin yang fokus untuk skip-skip yang berujung mellow sendiri. Ketika hati sudah mampu memaafkan dan berdamai, seenggaknya dia nggak akan terlalu berat bebannya. Logika akan mengikuti seiring berjalannya waktu. Ehakk!

Ketika kita berani mencintai seseorang, berarti kita berani untuk menghadapi segala resiko patah hati yang ada. Setidaknya kita sudah berani mencoba. Kita bukan pengecut yang hanya mau dicintai tanpa mencintai. *Bakar!! Bakar! Authornya..
Ini blog kenapa pembahasannya masalah hati mulu -_- Pas ngetiknya fokus banget, pas udah di posting terus di baca lagi dari awal sampai habis, mual! pengin rasanya mau di balikin ke draft lagi. Nggak paham juga sih, kenapa lancar banget 2 bulan belakangan ini bahas permasalahan hati.  Tapi yasudahlah, di syukuri saja. Banyak yang diluar sana nggak bisa merasakan apa-apa. Karena segala sesuatu yang terjadi ada alasannya, akan ada hikmah setelah kejadian.

14 comments for "Proses Mendewasakan Hati"

  1. Wah sensitif nih pembahasanya hati. haha
    kadang permasalahan hati ada untungnya juga sih bisa bikin orang istiqomah ngeblog
    walaupun ampe dua bulan pembahasanya tentang hati semua haha.

    Besok-besok aku tunggu pembahasan lainya ya, masih berkaitan tentang hati juga boleh ko.
    kaya tips memasak dengan hati atau trik tersenyum yang tulus dari hati gitu tea.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hhahahah, iya bener, efek galau mood blog sama bw muncul lagi.

      hahaha siappp :)

      Delete
  2. benar.. semua hubungan asmara punya resikonya sendiri. Mostly, patah hati. Kadang kita harus cukup bijak untuk tau kapan waktunya untuk berhenti mencintai, dan kapan untuk tetap mencintai. Ending-endingnya, ketika patah hati tapi tidak cukup bijak.. ya hati membrontak-brontak :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha nah itu diaaa yang jadi problematikanya. salah-salah ya galaunya minta ampooonn

      Delete
  3. Ketika kita berani mencintai, maka harus siap-siap dengan kemungkinan disakiti. Jadi, jangan merengek-rengek ketika disakiti kalau dulunya sumringah tanpa henti ketika tumbuh benih-benih cinta. Prinsipku sih gitu :)

    ReplyDelete
  4. Wa'alaikumsalam..
    Setuju tuh, punya rasa itu manusiawi, tergantung bagaimana kita menyikapinya. Lancar selama dua bulan ini nulis tentang hati karena nulisnya pake hati, ikhlas ingin berbagi.. Iya gak sih, Teh? he

    Sebenarnya gak masalah pembahasan tentang satu tema, Teh, selagi jadi semangat kenapa tidak. Toh, aku juga sering banget bahan jalan2 Jogja terus..hehe

    Ditunggu tulisan tentang hati berikutnya ya, Teh..hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha iya, tapi kasian aja blog curhat doang wkwkwkw

      siapp, makasih yaa :)

      Delete
  5. Setidaknya kita yakin bahwa ketika seseorang meninggalkan kita, datanglah seseorang yang lebih baik dari yang dulu2

    #apaansih

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahahaa iya bener juga sih, nggak ada yang pergi tanpa diberikan pengganti yang lebih baik..

      Delete
  6. Waktu masih lajang juga postingan saya banyak ngomongin masalah hati haha, rasanya saya bisa berpikir lebih jernih dan bijak saja bila apa yang ada dalam hati saya tumpahkan ke tulisan.

    Yap, kita nggak bisa mengendalikan dan mengontrol hati orang lain yang bisa kita lakukan hanya mengendalikan dan mengontrol hati sendiri. Jadi apa pun yang terjadi pada hati kita , kita sendiri yang tahu dan cuma kita yang bisa menanganinya bukan orang lain karena nggak ada seorang pun yang benar2 tahu isi hati kita kecuali Sang Pemilik-nya. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya kak :)
      kadang ngontrol hati sendiri juga belum bener, masih suka menyimpang dari ketentuanNya :(
      makanya baperan terus..
      vina juga gitu, rasanya udah lega aja gitu kalau udah ditulis. kadang di ceritakan pun ga bisa. mtapi pen diceritain..

      Delete
  7. Jadi inget lirik sebuah lagu, "Hati ini kembali temukan, senyum yang hilang" hahaha
    Btw, aku udah pernah melewati fase seperti ini, kalau gak salah 3 tahunan dulu dan akhirnya bertemu bidadari konyol sesuai idamanku haha

    ReplyDelete

Terimakasih telah memberikan komentar di kicauanvina.com ^.^