Tidak Apa-apa, Bertahan Juga Sebuah Pencapaian
Hai, Teman Baca!
Kadang, hidup ini terasa seperti lomba lari maraton yang nggak pernah selesai.
Ada yang sudah sampai garis akhir, ada yang sedang sprint di tengah lintasan… dan ada juga yang masih berada di awal, berusaha menyesuaikan napas.
Aku? Kadang merasa tertinggal.
Saat orang lain sudah sibuk dengan keluarga kecilnya, atau menapaki karier yang mapan, aku masih mencoba merangkai hari demi hari.
Tepat dua minggu lalu, saat sarapan di sebuah hotel, aku bertemu teman lama. Dia datang bersama suami dan dua anak laki-lakinya yang lucu. Saat suaminya sibuk mengambil makanan, dia fokus mengatur anak-anaknya. Sebuah tim yang solid, pikirku. Dari wajahnya terpancar ketenangan, dengan aura keibuan yang hangat. Ia berkata lembut agar anaknya tetap duduk, karena sudah mulai gelisah menunggu sang ayah.
Sempat terlintas… Orang-orang udah pada jauh banget, ya?
Aku masih di sini-sini saja.
Kadang aku bertanya, apakah aku benar-benar hidup, atau hanya sekadar menjalani?
Untuk siapapun yang sedang berada di fase ini, tetaplah tenang. Jangan menyerah.
Kamu tidak sendiri—mungkin aku dan kamu sedang berada di lintasan yang sama.
Berjuang untuk tetap di jalur, sambil sesekali menoleh, melihat sekitar, dan saling menyemangati… hingga tiba di garis finish.
Katanya… tidak apa-apa.
Karena setiap orang punya garis start masing-masing.
Lintasan yang ditempuh pun berbeda.
Tidak apa-apa kalau di usia 30 ini aku belum ada di posisi yang sama dengan mereka.
Tarik napas dulu.
Duduk, dan peluk dirimu.
Katakan:
Tidak apa-apa jika belum menikah.
Yang menikah pun punya ujiannya sendiri.
Tidak apa-apa jika kamu ingin mengeluh.
Mengeluh menandakan bahwa kamu manusia.
Untuk yang sering bertanya “Kapan nikah?”… mungkin bisa langsung tanyakan ke Tuhan.
Kalau perlu, bertemu langsung. Hehe.
Kalau pertanyaan itu datang padaku, jujur saja—aku juga ingin tahu jawabannya.
Jadi, bisa tolong langsung tanyakan saja, ya.
Tidak apa-apa jika ada yang tidak senang denganmu.
Tugasmu bukan untuk menyenangkan semua orang.
Bahagia adalah tanggung jawab masing-masing.
Banyak hal di dunia ini yang tidak bisa kita kendalikan.
Cukup tutup telinga jika ada yang terlalu berisik.
Berikan senyum terbaik, lalu berlalu.
Tidak apa-apa jika kamu mulai memikirkan dirimu sendiri,
setelah begitu banyak hal yang kamu lakukan untuk orang lain.
Tidak apa-apa kalau sesekali ingin menangis atau marah.
Lepaskan saja, jika itu bisa meredakan hatimu.
Kalau kamu mulai lelah berlari, pelankan langkahmu.
Kalau tak sanggup lagi berlari, berjalanlah.
Kalau berjalan pun terasa berat, berhentilah sejenak.
Tarik napas dalam… atur iramanya… tenangkan dirimu.
Dan saat sudah siap, bangkit kembali.
Tak harus langsung berlari—jalan pelan pun tak apa.
Kamu boleh lelah… tapi jangan berhenti.
Bisa sampai di titik ini saja, sudah sebuah pencapaian yang patut disyukuri.
Kamu memilih untuk tetap melanjutkan langkah, meski bisa saja memilih berhenti.
Meskipun tertatih, kamu berhasil melewati hari kemarin… dan menjalani hari ini.
Aku tahu ini berat.
Sulit menerima dan menjalani sesuatu yang ujungnya tidak terlihat.
Tapi mungkin, lebih baik begitu.
Karena di tengah semua ini, aku belajar…
Bisa tetap bernapas—tanpa bantuan apapun, tanpa melukai diri—itu sudah sebuah pencapaian.
Dan pencapaian itu, mungkin nggak semua orang mengerti.
Jadi, sekali lagi… tidak apa-apa.
Yang penting, aku masih di sini.
Post a Comment for "Tidak Apa-apa, Bertahan Juga Sebuah Pencapaian"
Terimakasih telah memberikan komentar di kicauanvina.com ^.^